Aku baru
mulai Mpasi saat usia anak 6 bulan 15 hari. Sebelumnya sudah beli buku untuk
mpasi " 365 HARI MP-ASI ". Beberapa kali search di google tentang menu apa yang cocok untuk
pertama kalinya bayi makan. Hampir semua sumber mengatakan bubur susu. Bubur
susu? hasilnya adalah bubur yang dicampur susu. Tepung beras dan buah yang
dihancurkan dicampur susu ( susu formula atau ASI perah ). Disumber lain
mengatakan semua makanan yang berasal dari tepung tepungan yang dimasak seperti
bubur sum sum. Dan masih banyak lagi sumber sumber yang semakin dicari semakin
bingung. Dan akhirnya memutuskan mengambil kesimpulan bahwa bubur susu adalah
makanan bayi yang berasal dari tepung ( tepung beras putih, beras merah
atau gandum yang dimasak dengan api dengan hasil yang lebih kental seperti jus
buah mangga/alpukat ).
Kemudian
menentukan jenis tepung apa yang digunakan untuk pertama kali makan.
Ada
tepung beras Gasol, Milna, Promina, Cerelac, Heinz, dan banyak lagi jenisnya.
Ada yang instan tinggal di seduh dengan air panas, ada pula yang harus di masak
diatas kompor.
Untuk
perkenalan ini aku pilih bubur instan dari Heinz, ini rekomendasi dari penjual
di toko baby fany. Katanya, biasanya Heinz ini sering digunakan untuk
perkenalan pada bayi para mommies. Untuk 1 kotak berisi 120gram harganya 40rb.
Harganya berbeda beda untuk setiap jenisnya, tapi rata-rata harganya 40ribuan.
Jenis
tepung-tepungan ini aku berikan kepada alif setiap 4 hari sekali aku ganti
jenisnya.
Hari ke
1-4
Pertama
kali aku beri Heinz tepung beras putih, Alhamdulillah suapan pertama sama
sekali tidak ada penolakan ( ada beberapa
kali makan tidak habis ). Artikel dan buku sebelumnya mengatakan, di awal
belajar makan bayi akan belajar mengunyah makanannya, terlihat seperti membuang
makanannya (dilepeh), padahal
sesungguhnya bayi sedang berusaha mengunyah makanan atau membolak balikkan
makanan yang berada dilidah ke kanan dan kiri. Namun karena masih awal dan sedang
belajar maka bayi seakan-akan mengeluarkan makanannya dari dalam mulut.
taken by iamsyadh |
Untuk
pertama kali makan, aku buat bubur lebih encer. 1 sendok makan (airnya disesuaikan sendiri), makan
berikutnya ditambah bubuknya lebih kental begitu seterusnya hingga sesuai
takaran kemasan. Sesuai anjuran kemasan adalah 1 sendok sereal / 40gram + 175ml
air hangat. Untuk awal pengenalan 20gr + 75ml air hangat, untuk selera bisa
ditambah dengan ASIP. Tapi aku sedikit melenceng dari anjuran. Hihihi. Teksture
buburnya smooth tapi tidak selembut
bubur sumsum yang terbuat dari tepung beras.
alhamdulillah suapan oertama di makan pertama tanpa penolakan |
Makanan
kedua, aku beri Heinz Gandum, proses pembuatannya sama, tapi untuk gandum
ditambah dengan air panas yang telah dimasak mendidih. Untuk teksture bubur gandum sedikit kasar
tidak selembut dengan bubur beras putih. Tapi setelah beberapa kali makan
gandum ini lebih disukai alif ketimbang yang beras ( karena ini memang best seller ).
Proses
pembuatanya dimasak. Sesuai anjuran kemasan adalah 40grm + 200ml air. Pembuatannya seperti membuat bubur sumsum, campur dengan sedikit air terlebih dahulu hingga mengental, masak air hingga mendidih baru dicampur dengan adonan yang mengental. Atau cara kedua dengan air matang dicampur langsung dengan tepung gasol, masak diapi kecil dan aduk terus agar tidak menggumpal.
( sedikit tips dan trick, gunakan spatula berbahan kayu, takaran air lebih banyak sekitar 300ml karena ternyata setelah beberapa kali membuat 200ml air masih membuat bubur terlalu padat ).
mungkin porsi ini too much, karena baru pertama kali buat dan belum tahu seperti apa jadinya. Ini dengan tepung gasol beras merah dengan ukuran 1sendok makan
Setelah beberapa kali memasak dengan bahan dasar tepung gasol ternyata ada penolakan di Alif, mungkin karena teksturenya yang kasar kasar seperti pasir halus. Lalu next cook dicampur dengan sayur dan buah, hasilnya selalu menolak. Akhirnya memutuskan untuk "vegetarian" dulu dan kembali ke Heinz.
Menu selanjutnya adalah dengan tema blender mem-blender , seperti kentang+wortel (dikukus). sebelum dicoba untuk dilumat lumat dengan produk pigen food maker. Untuk beberapa waktu masih sanggup dengan food maker, tapi saat alif sudah mulai kelaparan dan kelamaan mempersiapkannya akhirnya proses paling cepat adalah di blender. Tapi untuk beberapa jenis buah masih sering pakai food maker.
Begitu seterusnya, dan tidak ada tambahan tepung-tepungan. Untuk karbohidratnya aku ganti dengan outmeal (merek haverjoy quick cooking).
untuk jenis makanannya aku ganti-ganti, dengan tambahan bayam, brokoli, kembang kol, caisim, pakcoy ( sawi-sawian) pilih salah satunya saja.
waktu pemberian makan ini sehari 2 kali, pagi jam 8 dan sore jam 5, untuk selingan aku beri buah atau biscuit heinz.
Agar tidak bosan, setelah semingguan lebih aku variasikan dengan bubur Heinz rasa.
ini alif suka banget ada rasa gurih gurih dari keju, baunya juga wangi wangi tapi "ngak enek"
Sebulan Mpasi, menu makanan aku tambah dengan kaldu ayam. Untuk tahapan proses makan alif memang aku tidak nafsu duluan. Mungkin ada sebagian ibu yang sudah memberikan babynya dengan kaldu diawal mpasi, atau bahkan sudah dikenalkan dengan ikan-ikanan. Aku mengenal terlebih dahulu ritme proses makannya alif, baru aku tingkatkan jenis dan prosinya. Jenis sayur sayuran alif belum khatam, jadi aku masih fokus di sayur-sayuran.
Setelah 7 bulan 15 hari aku baru perkenalkan alif dengan kaldu ayam. Untuk kaldu ayam ini aku buat dari ayam kampung di masak dengan slow cooker. Resep masih bersumber dari berbagai resep rumahan ibu-ibu.
Meski alif sudah mau 8bulan, aku masih mengandalkan makanana instant si Heinz ini, kenapa? karena tidak selalu kita ada waktu memasak untuk anak. Apalagi ketika kita berpergian, yang tidak tahu kapan sampai dirumah. Jadi bubur Heinz ini selalu aku stock dirumah dan ready on the go daripada anak kita harus kelaparan dan hanya minum Asi atau kita terpaksa membeli baru di jalan atau mall. Mungkin ada sebagian yang lebih memilih membawa bekal masakan dari rumah. Kalau buat aku pribadi, orang dewasa saja lebih suka makan yang hangat hangat apalagi baby. Asi yang direct dari puting ibu saja rasanya hangat, Asip sebelum diminumkan saja di hangatkan begitu juga dengan makanan yang lain. Jadi daripada harus membawa bekal makanan yang bertahan berjam-jam didalam tempat makan, aku lebih memilih membawa bubur instant Heinz. Semuanya kembali kepada masing-masing mommies lebih memilih yang mana.
Setelah 8bulan menu makanan mulai ditambah variasinya. Apa saja menunya akan di share di next blog post yah. ( semoga mau menunggu dan sudinya mampir )
*tulisan ini dibuat untuk sharing pengalaman, bukan untuk menggurui atau tutorial, saya sadar masih banyak kesalahan, karena saya juga baru belajar menjadi ibu, semoga postingan ini sellau bermanfaat dan kiranya pembaca mau mengkoreksi"👏👏👏👏👶
( sedikit tips dan trick, gunakan spatula berbahan kayu, takaran air lebih banyak sekitar 300ml karena ternyata setelah beberapa kali membuat 200ml air masih membuat bubur terlalu padat ).
taken by iamsyadh |
taken by iamsyadh |
Setelah beberapa kali memasak dengan bahan dasar tepung gasol ternyata ada penolakan di Alif, mungkin karena teksturenya yang kasar kasar seperti pasir halus. Lalu next cook dicampur dengan sayur dan buah, hasilnya selalu menolak. Akhirnya memutuskan untuk "vegetarian" dulu dan kembali ke Heinz.
Menu selanjutnya adalah dengan tema blender mem-blender , seperti kentang+wortel (dikukus). sebelum dicoba untuk dilumat lumat dengan produk pigen food maker. Untuk beberapa waktu masih sanggup dengan food maker, tapi saat alif sudah mulai kelaparan dan kelamaan mempersiapkannya akhirnya proses paling cepat adalah di blender. Tapi untuk beberapa jenis buah masih sering pakai food maker.
taken by iamsyadh |
Begitu seterusnya, dan tidak ada tambahan tepung-tepungan. Untuk karbohidratnya aku ganti dengan outmeal (merek haverjoy quick cooking).
untuk jenis makanannya aku ganti-ganti, dengan tambahan bayam, brokoli, kembang kol, caisim, pakcoy ( sawi-sawian) pilih salah satunya saja.
waktu pemberian makan ini sehari 2 kali, pagi jam 8 dan sore jam 5, untuk selingan aku beri buah atau biscuit heinz.
Agar tidak bosan, setelah semingguan lebih aku variasikan dengan bubur Heinz rasa.
photo by google |
photo by google |
photo by google |
Sebulan Mpasi, menu makanan aku tambah dengan kaldu ayam. Untuk tahapan proses makan alif memang aku tidak nafsu duluan. Mungkin ada sebagian ibu yang sudah memberikan babynya dengan kaldu diawal mpasi, atau bahkan sudah dikenalkan dengan ikan-ikanan. Aku mengenal terlebih dahulu ritme proses makannya alif, baru aku tingkatkan jenis dan prosinya. Jenis sayur sayuran alif belum khatam, jadi aku masih fokus di sayur-sayuran.
Setelah 7 bulan 15 hari aku baru perkenalkan alif dengan kaldu ayam. Untuk kaldu ayam ini aku buat dari ayam kampung di masak dengan slow cooker. Resep masih bersumber dari berbagai resep rumahan ibu-ibu.
Meski alif sudah mau 8bulan, aku masih mengandalkan makanana instant si Heinz ini, kenapa? karena tidak selalu kita ada waktu memasak untuk anak. Apalagi ketika kita berpergian, yang tidak tahu kapan sampai dirumah. Jadi bubur Heinz ini selalu aku stock dirumah dan ready on the go daripada anak kita harus kelaparan dan hanya minum Asi atau kita terpaksa membeli baru di jalan atau mall. Mungkin ada sebagian yang lebih memilih membawa bekal masakan dari rumah. Kalau buat aku pribadi, orang dewasa saja lebih suka makan yang hangat hangat apalagi baby. Asi yang direct dari puting ibu saja rasanya hangat, Asip sebelum diminumkan saja di hangatkan begitu juga dengan makanan yang lain. Jadi daripada harus membawa bekal makanan yang bertahan berjam-jam didalam tempat makan, aku lebih memilih membawa bubur instant Heinz. Semuanya kembali kepada masing-masing mommies lebih memilih yang mana.
Setelah 8bulan menu makanan mulai ditambah variasinya. Apa saja menunya akan di share di next blog post yah. ( semoga mau menunggu dan sudinya mampir )
*tulisan ini dibuat untuk sharing pengalaman, bukan untuk menggurui atau tutorial, saya sadar masih banyak kesalahan, karena saya juga baru belajar menjadi ibu, semoga postingan ini sellau bermanfaat dan kiranya pembaca mau mengkoreksi"👏👏👏👏👶
0 komentar