Akibat wanita mengais Rezeki

By Iamsyadh - 14:44:00



Menyalin dari Al-Quran 




Akibat wanita mengais Rezeki
taken by iamsyadh


Agama islam tidak membenani kaum wanita untuk memikul  tanggung jawab menafkahi diri sendiri. Tetapi tanggung jawab itu dibebankah oleh bapak, suami, atau salah satu seseorang karib ketabatnya.

Oleh karena itu, wanita muslimah yang paham tidak akan menari pekerjaan diluar rumah kecuali jika hal itu benar-benar menuntutnya. Misalnya tidak ada sama sekali orang yang menanggung kehidupannya dalam hal nafkah atau karena masyarakat sangat membutuhkan bantuan drinya untuk melakukan tugas-tugas yang sesuai dengan fitrah kewanitaanya. Berdasarkan dengan keadaan seperti ini, islam membolehkan wanita bekerja, dengan syarat tetap menjaga kehotmatan, memelihara agama, dan akhiratnya.

Yang demikian itu katena islam sengaja membebankan kepada para suami untuk menafkahi keluarga dan bertanggung jawab menanggung hidup mereka sehingga istri tetap fokus mengerjakan tugasnya, yaitu mengurus rumah tangga dan menjadi seorang ibu yang baik. Dengan demikian, istri dapat menjadi penyejuk rumah tangga, dan penghibur bagi suami dan putra-putrinya. Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baiknya perhiasan adalah wanita salehah.

Dr. Mustafa as-Siba'i dalam bukunya, Al-Mar'ati Bainal Fiqhi Wal QAnun, mengungkapkan beberapa pemikiran orang Barat mengenai masalah ini. Berikut adalah ungkapan nya yang mencerminkan kondisi wanita.



Seorang filosof dan ekonom perancis, Joul Simon, berkata, " Wanita Barat telah berubah menjadi tekanan dan barang cetakan. Pemerintah telah memanfaatkan mereka untuk bekerja di perusahaan-perusahaan. Dengan demikian mereka telah mendapatkan yang berdolar-dolar, tetapi di sisi lain mereka telah merobohkan tiang-tiang penyangga rumah tangga. Memang benar laki-laki di sana telah memanfaatkan jerih payah wanita, padahal dengan begitu pendapatan laki-laki menjadi berkurang karena keterlibatan wanita dalam pekerjaan laki-laki. Selanjutnya dia bertutur, " wanita seharusnya mempertahankan kodratnya sebagi wanita karena dia akan mendapatkan kebahagiaan dan dapat berbagi kebahagiaan itu dengan orang lain. "

(Dr. Muhammad Ali Al Hasyim, Syakhshiyah Al Mar'ah Al-Muslimah, 1996: 402-404).

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar